Syekh Abdul Qadir al-Jilani (1077–1166 M) adalah seorang ulama besar dan sufi terkemuka dari Persia yang dikenal sebagai pendiri tarekat Qadiriyyah, salah satu tarekat sufi paling terkenal di dunia Islam. Kisah kehidupannya dipenuhi dengan berbagai peristiwa dan keajaiban yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Syekh Abdul Qadir al-Jilani bertemu dengan seorang pengemis yang meminta makanan padahal dia sendiri tidak memiliki apa-apa untuk diberikan. Meskipun demikian, beliau memberikan sepotong roti yang ia miliki pada saat itu. Kemudian, ketika beliau memakan roti tersebut, tiba-tiba seorang malaikat muncul dan memberikan hidangan yang lezat sebagai ganjaran atas kedermawanannya.
Selain itu, banyak kisah lainnya yang menunjukkan kebijaksanaan, kebaikan hati, dan karunia spiritual Syekh Abdul Qadir al-Jilani, yang telah membuatnya dihormati dan dihargai oleh banyak orang di seluruh dunia Islam dan bahkan di luar itu.
Syekh Abdul Qadir Jailani, yang juga dikenal sebagai Abdul Qadir al-Jilani, adalah seorang sufi dan ulama besar dalam sejarah Islam. Ia lahir pada tahun 1077 M di Iran. Kisah-kisah tentang kehidupan dan ajarannya telah tersebar luas dalam literatur Islam dan budaya populer.
Salah satu kisah terkenal tentang Syekh Abdul Qadir Jailani adalah ketika ia masih muda, ia meninggalkan rumahnya untuk mencari ilmu agama. Dalam pencariannya, ia bertemu dengan seorang sufi terkemuka, Abu al-Khayr Hammad ad-Dabbas, yang menjadi gurunya. Di bawah bimbingan gurunya, Abdul Qadir Jailani menempuh perjalanan spiritual yang panjang, mengalami banyak ujian dan pengalaman mistis.
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah ketika Abdul Qadir Jailani berada dalam perjalanan spiritualnya di padang pasir. Ia kehausan dan hampir putus asa, namun tiba-tiba muncul seekor kuda yang membawa air untuknya. Kuda itu kemudian menghilang, dan Abdul Qadir Jailani menyadari bahwa itu adalah tanda dari Allah SWT.
Abdul Qadir Jailani kemudian menetap di Baghdad, di mana ia mendirikan sebuah madrasah dan memimpin tarekat sufi yang dikenal sebagai Tarekat Qadiriyyah. Tarekat ini menjadi salah satu tarekat sufi terbesar dan paling berpengaruh di dunia Islam.
Selama hidupnya, Abdul Qadir Jailani dikenal karena kebijaksanaan, kedermawanan, dan kedalaman ilmunya. Dia meninggal pada tahun 1166 M, namun warisannya tetap hidup melalui pengajaran-pengajaran dan praktik spiritualnya yang terus dipelajari oleh para pengikutnya di seluruh dunia.