Kisah Nusaybah binti Ka'ab (juga dikenal sebagai Umm Ammarah atau Nusaybah al-Ansariyah) adalah salah satu dari wanita-wanita terkemuka dalam sejarah Islam. Dia adalah seorang sahabiyah yang terkenal karena keberaniannya di medan perang dan kesetiaannya kepada Rasulullah SAW.

Nusaybah binti Ka'ab adalah istri dari Zaid bin Asim, dan mereka berdua termasuk di antara para sahabat pertama yang memeluk Islam di Mekkah. Setelah hijrah ke Madinah, mereka bergabung dengan kaum Anshar dan menjadi bagian dari komunitas Muslim yang berkembang pesat di sana.

Salah satu momen paling terkenal dari keberanian Nusaybah terjadi selama Pertempuran Uhud pada tahun 625 M. Ketika pasukan Muslim sedang dalam keadaan kacau setelah serangan pasukan musuh yang mengejutkan, Nusaybah dan suaminya Zaid berdiri bersama Rasulullah SAW untuk membela beliau. Nusaybah melindungi Rasulullah dengan perisai dan mempertahankan beliau dengan pedangnya. Dia bahkan terluka parah dalam pertempuran tersebut, tetapi tetap bertahan dengan gagah berani.

Setelah perang, Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada Nusaybah dan suaminya Zaid atas keberanian mereka. Dia memuji mereka sebagai pahlawan yang setia dan memberikan penghargaan kepada mereka.

Kisah Nusaybah Azzahrah adalah inspirasi bagi banyak wanita Muslim karena menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam memperjuangkan kebenaran dan membela agama mereka. Kehadirannya di medan perang menegaskan bahwa Islam tidak membatasi peran perempuan hanya di dalam rumah tangga, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Nusaynah binti Ka'ab al-Maziniyyah, yang lebih dikenal sebagai Ummu al-Husain Nusaynah al-Zahra (juga dikenal sebagai Nusaynah al-Ansar), adalah seorang wanita Muslim yang terkenal dalam sejarah Islam karena kesetiaannya kepada keluarga Nabi Muhammad ﷺ, terutama kepada Sayyidatina Fatimah az-Zahra, putri Nabi Muhammad ﷺ, dan Imam Ali bin Abi Thalib, suami Fatimah dan sepupu Nabi Muhammad ﷺ.

Kisah Nusaynah al-Zahra diawali dengan pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah, seorang sahabat Nabi yang juga pernah menjadi anak angkatnya. Setelah pernikahannya dengan Zaid berakhir, Nusaynah menikah dengan Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Haritsah dan sahabat terdekat Nabi Muhammad ﷺ. Nusaynah dan Usamah bin Zaid memiliki seorang putra yang diberi nama Yahya.

Nusaynah al-Zahra terkenal karena kecintaannya kepada Sayyidatina Fatimah az-Zahra dan keluarga Nabi Muhammad ﷺ. Dia sering membantu Fatimah dan keluarga mereka dalam berbagai cara, baik dalam urusan rumah tangga maupun spiritual. Nusaynah juga dikenal sebagai wanita yang beriman dan berakhlak mulia.

Salah satu peristiwa terkenal yang melibatkan Nusaynah al-Zahra adalah ketika dia menyaksikan peristiwa penyaliban Imam Husain bin Ali di Karbala. Meskipun dia tidak bisa berada di sana secara fisik, dia meratap dan berdukacita atas tragedi tersebut, dan dia menjadi saksi yang setia atas kesengsaraan dan pengorbanan keluarga Nabi Muhammad ﷺ.

Kisah Nusaynah al-Zahra menggambarkan keberanian, kesetiaan, dan kecintaan yang luar biasa terhadap keluarga Nabi Muhammad ﷺ. Dia adalah contoh teladan bagi umat Islam dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan memperjuangkan kebenaran, bahkan dalam situasi yang penuh dengan cobaan dan kesulitan.

Comment: